Purwokerto – Bapas Kelas II Purwokerto melakukan kunjungan kerja ke Rutan Kelas IIB Purbalingga dalam rangka studi tiru pengembangan dan peningkatan program ketahanan pangan. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (12/11) dihadiri oleh jajaran pejabat struktural serta staf Bapas Purwokerto, dan disambut langsung oleh Kepala Rutan Purbalingga beserta jajarannya.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya Bapas Purwokerto dalam mendukung kemandirian pangan, sejalan dengan program pemerintah dalam bidang ketahanan pangan nasional. Rutan Purbalingga dipilih sebagai lokasi studi tiru karena dianggap berhasil mengembangkan berbagai inovasi di bidang pertanian, perikanan, dan pengelolaan produktif meskipun dilakukan di lahan yang terbatas.

Dalam kegiatan tersebut, rombongan Bapas Purwokerto mendapatkan kesempatan untuk meninjau langsung lahan pertanian dan perikanan yang dikelola Rutan Purbalingga. Beberapa program yang menjadi fokus pembelajaran di antaranya adalah budidaya sayuran, kolam ikan lele dan mujaher, serta kerajinan tangan yang seluruhnya dikerjakan oleh warga binaan dengan bimbingan petugas rutan dan dinas terkait. Keberhasilan Rutan Purbalingga dalam memanfaatkan ruang terbatas menjadi lahan produktif menjadi salah satu poin inspiratif bagi Bapas Purwokerto dalam mengembangkan model ketahanan pangan yang adaptif dan efisien.
Kepala Bapas Purwokerto, Bluri Wijaksono, menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi momentum penting untuk memperluas wawasan dan membangun kolaborasi dalam meningkatkan ketahanan pangan di lingkungan pemasyarakatan.
“Kami melihat Rutan Purbalingga telah berhasil mengimplementasikan program ketahanan pangan dengan sangat baik, memanfaatkan sumber daya dan lahan yang terbatas secara optimal, serta melibatkan warga binaan dalam kegiatan yang produktif. Melalui kunjungan ini, kami ingin mempelajari dan mengadaptasi hal-hal positif tersebut untuk diterapkan di Bapas Purwokerto, ” ujar Bluri.
Lebih lanjut, Bluri menjelaskan bahwa Bapas Purwokerto berkomitmen untuk mengembangkan kegiatan serupa, terutama yang dapat memberikan manfaat nyata bagi klien Bapas Purwokerto.
“Program ketahanan pangan bukan hanya soal kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga menjadi sarana pembinaan dan pemberdayaan bagi klien. Kami ingin mereka memiliki keterampilan yang bisa diterapkan setelah kembali ke masyarakat, ” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Rutan Purbalingga, Ridwan Susilo, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kunjungan Bapas Purwokerto dan berharap kegiatan tersebut dapat menjadi sarana berbagi pengalaman antarunit pelaksana teknis (UPT) pemasyarakatan. Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan program di Rutan Purbalingga tidak terlepas dari kerja sama lintas sektor dan dukungan pemerintah daerah setempat.
Usai melakukan peninjauan lapangan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab antara kedua instansi. Dalam forum tersebut dibahas berbagai strategi pengelolaan lahan terbatas, optimalisasi sumber daya manusia, serta inovasi dalam pengolahan hasil panen untuk meningkatkan nilai ekonomi.
Kegiatan studi tiru ini diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai simbol komitmen bersama dalam memperkuat sinergi antar-UPT Pemasyarakatan di wilayah Jawa Tengah. Dengan adanya kunjungan ini, Bapas Purwokerto berharap dapat mengimplementasikan hasil pembelajaran dalam bentuk program nyata yang tidak hanya mendukung ketahanan pangan di lahan terbatas, tetapi juga menjadi langkah konkret menuju pemasyarakatan yang produktif, mandiri, dan berkelanjutan. (AP)


Devira Arum