Banyumas – Bapas Kelas I Purwokerto memperkuat perannya sebagai motor pencegahan kekerasan berbasis keluarga melalui kegiatan Sosialisasi Pencegahan Bullying di Lingkungan Keluarga yang digelar di Balai Desa Kedungwringin, Kecamatan Patikraja, Rabu (13/11). Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Bapas untuk membangun kapasitas masyarakat dalam mencegah kekerasan sejak dini.
Dalam kegiatan tersebut, Bapas Purwokerto menekankan pentingnya keluarga sebagai lingkungan pertama yang membentuk karakter dan perilaku anak. Pembimbing Kemasyarakatan Madya, Idang Heru Sukoco, menyampaikan bahwa pencegahan bullying tidak dapat hanya bergantung pada sekolah atau lembaga formal. “Keluarga adalah pondasi. Bila komunikasi di rumah sehat, maka anak tumbuh dengan kemampuan empati dan pengendalian diri yang baik, ” ungkap Idang.

Sebagai narasumber, Idang bersama Pembimbing Kemasyarakatan Muda Marsiti memaparkan materi bertema “Orang Tua Bijak dan Inspiratif dalam Pencegahan Bullying.” Materi mencakup identifikasi perilaku bullying, strategi komunikasi positif, dan contoh pola asuh yang mampu memperkuat kepribadian anak agar tidak menjadi pelaku maupun korban.
Para peserta yang terdiri dari kader Posyandu dan ibu-ibu PKK terlihat antusias mengikuti sesi diskusi. Banyak di antara mereka yang mengungkapkan bahwa kasus perundungan kerap muncul di lingkungan sekitar, namun belum semua orang tua memahami cara menanganinya. “Kami butuh pengetahuan seperti ini. Kadang anak-anak saling mengejek, tapi orang tua bingung harus bagaimana, ” ujar salah satu peserta, Sriatun.
Kepala Desa Kedungwringin, Parminah, menyampaikan apresiasi atas keterlibatan aktif Bapas Purwokerto dalam memperkuat ketahanan keluarga. Ia menilai edukasi ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat desa. “Kami menyambut baik kerja sama ini. Bapas Purwokerto hadir dengan pendekatan yang langsung menyentuh persoalan keluarga, ” kata Parminah.
Bapas Purwokerto memandang kegiatan ini bukan sekadar sosialisasi, tetapi juga upaya membangun kolaborasi jangka panjang dengan pemerintah desa. Pembimbing Kemasyarakatan Muda Marsiti menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan pencegahan. “Ketika kader desa memahami akar masalah dan cara pencegahannya, efeknya akan menyebar ke seluruh keluarga, ” jelasnya.
Tim Bapas yang hadir, antara lain Sunarti dan Darsun, turut mendampingi jalannya kegiatan dan memastikan materi tersampaikan dengan jelas. Kehadiran tim lengkap ini menunjukkan keseriusan Bapas Purwokerto dalam memperluas jangkauan pembimbingan berbasis komunitas.
Melalui kegiatan ini, Bapas Purwokerto berharap tumbuh kesadaran kolektif bahwa mencegah bullying membutuhkan peran aktif setiap keluarga. Idang menutup sesi dengan pesan tegas, “Pencegahan bullying bukan tugas satu pihak. Ini gerakan bersama yang dimulai dari rumah.”
Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat, Bapas Purwokerto optimis bahwa Desa Kedungwringin dapat menjadi contoh desa yang mampu membangun budaya ramah anak dan bebas dari praktik perundungan.
(Humas Bapas Purwokerto)

Devira Arum